BETENG KRATON

Pojok Beteng adalah bagian bangunan Benteng Keraton yang terletak di sudut-sudut benteng. Disebut Pojok Beteng atau Jokteng dan bukan pojok benteng karena mengikuti lidah orang jogja kebanyakan yang lebih suka dengan kata yang ringkas, singkat, dan lebih enak diucapkan. Di kemudian hari (saat ini) Pojok Beteng menjadi tempat yang sangat dikenal oleh warga Jogja karena berada di pusat kota, di pinggir jalan utama, dan dilalui rute-rute kendaraan umum.



Sama halnya dengan konsep benteng-benteng eropa, pojok benteng atau yang disebut bastion juga menjadi tempat pemusatan kekuatan. Terbukti di Pojok Beteng Wetan ditemukan ruang yang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan mesiu. Pojok Beteng ini berbentuk empat persegi dengan tinggi kira-kira 5 meter. Pada dinding-dindingnya terdapat tempat yang kemungkinan besar digunakan untuk meletakkan meriam. Pojok Beteng juga mempunyai ruang-ruang pengintaian bagi para prajurit. Ruang pengintaian ini berbentuk seperti peluru meriam dengan lubang pengintaian untuk mengamati keadaan di luar benteng, Prajurit pengintai aman dari serangan musuh karena terlindungi ruang yang berbentuk seperti peluru tersebut.



Pojok Beteng ini saling terhubung dengan Pojok Beteng lainnya. Namun demikian dari 4 pojok benteng yang pernah ada sekarang ini hanya tinggal 3 buah. Yaitu Pojok Beteng Wetan(timur) di selatan-timur Keraton, Pojok Beteng Kulon (barat) di selatan-barat Keraton, dan Pojok Beteng Lor(utara) di sebelah utara-barat Keraton. Satu pojok benteng sudah tidak lagi tersisa terletak di sebelah utara-timur Keraton. Pojok Beteng ini hancur rata dengan tanah ketika di gempur oleh Pasukan Inggris pada peristiwa yang dikenal sebagai “Geger Spei



Pada tahun 1812 pasukan Inggris berhasil mengalahkan Kasultanan Yogyakarta yang pada masa itu diperintah oleh Sultan Hamengkubuwana II. Di sebut “Geger Spei: karena pada waktu itu Inggris mengerahkan pasukan bayaran dari India yang disebut Pasukan Sepoy. Lagi-lagi lidah Jogja menyebut Sepoy dengan lebih memudahkan pengucapan, “Spei”. Sisa-sisa Pojok Beteng ini dapat dilihat di jalan masuk menuju Jalan Mangunegaran. Di sisa-sisa reruntuhan tersebut terdapat prasasti yang menyebutkan tentang pojok benteng yang hancur diserang pasukan Inggris pada masa pemerintahan Sultan HB II.

1 komentar: